bnrt

KEMURNIAN FALSAFAH ISLAM

Sabtu, 31 Maret 2012


Oleh: Dedi Sutiadi
Kemajuan pemikiran, terciptanya tiang-tiang peradaban islam, terbentuknya masyrakat yang Tamaddun, dan terlahirnya terobosan-terobosan baru yang mampu mengembangkan dan memperbaharui ilmu pengetahuan dengan sangat gemilang yng diawali di abad ke-8 dan 9 lewat gerakan penerjemahan masal untuk seluruh bidang keilmuan dan pengetahuan  bukanlah semata-semata refleksi dari karya-karya yunani yang mereka terjemahkan dan kemudian dipelajari, atau dengan kata lain bukanlah semata-mata kerena membaca buku-buku terjemahan yunani kemudian mereka terinpirasi penuh dari bacaan teks-teks Yuanani itu.

Karena jauh sebelum Islam menemukan karya Yunani di syiria dan Persia, beberapa kalangan masyarakat sudah mengenal suatu peradaban dan menguasi bebrapa ilmu-ilmu praktis seperti Ilmu kedokteran, `Ilmu Falaq (astronomi), Ilmu Kimia, Matematika, dll. Bahkan yang menjadi nilai plus adalah merekapun memahami dan menguasi Ilmu-ilmu agama seperti ; Tafsîr, Fiqh, Teologi, Tasauf, dll. Yang semuanya itu terinpirasikan dari Al-Qur`ân dan Hadits Nabi SAW. Literlak mutlak namun disanalah akal berperan, yang memang Allah simbolkan dengan mengsiratkan kata Al- Hikmah   dalam Al-Qur`ân.

Dengan relitas ini jelas bahwa Pemikir-pemikir Islam bukan mempelajari lalu mejiplaknya, karena tidak setiap hal dipelajari dari sesuatu kemudian ditiru sepuhnya, tentu tidak demikan. Namaun disni Islam dapat membuktikan bahwa Islampun sanggup menciptakan barang baru yang orisinil.

Dalam hal ini kaum muslimin telah berperan dalam dua bentuk ; pertama, sebagai penyelamat warisan-warisan Aristoteles, ptolemi, Galen, dll. Sehingga dapat dinikmati oleh dunia dewasa ini. Kedua, sebgai pencipta yang mampu mengangkat derajat manusia ketika dunia sedang ditutup kegelapan pemikran sehingga munculah islam dengan tamddunnya ke puncak peradaban dunia. Ilmu pengetahuan dengan segala cabang dan rantingnya berkembang pesat sehingga dapat dinikmati oleh manusia sejagad. Segalanya ini merupakan hasil dari zaman terjemah yang telah mendahului kebangkitan ilmu pengetahuan ini.
Kecenderungan kaum muslimîn untuk berfilsafat didahului oleh kecenderungan mereka dalam mempelajari dan mengembangkan ilmu-ilmu praktis seperti ilmu Kedokteran, `Ilmu  Falaq (Astronomi), Ilmu Matematika, fisika, dll yang hal tersebut sebelumnya diketahui hanya sebatas pengetahuan deduktif yang belum teruji keontikannya, ilmiah dan ilmiah. Yang memang walau sebatas itu namun  pada masa itu amat berguna di dalam menanggulangi problema yang dialami oleh masyarkat dalam kehidupan sehari-hari. Namun dengan berkembangnya ilmu-ilmu tersebut semakin banyak masalah yang belum terpecahkan, karena itu mereka mempelajari filsafat lewat teks-teks terjemahan Yunani sebagai salah satu usaha dan alat untuk memecahkan masalah ini. Jadi ditekankan bahwa filsafat yunani sekali lagi bukanlah sumber isnpirasi orang muslim untuk berfilsafat dan kemudian meredleksi ilmu-ilmu lainya, namun filsafat yunani merupakan salah satu alat dan metode yang mengarah kesana.

Hal diatas diperkuat bahwa dalam hal ilmu-Pengetahuan, Bangsa Arab (Muslimîn) jauh meninggalkan bangsa yunani. Peradaban Yunani pada esensinya, adalah ibarat sebuah kebun subur yang penuh dengan bunga-bunga indah namun tidak banyak berbuah. Perdaban Yunani itu adalah suatu perdaban yang kaya dalam filsafat dan sastra, tetapi miskin dalam teknik dan teknologi. Karena itu merupakan suatu usaha bersejarahdari Arab dan Yunani Islamik (yang terpengaruh oleh peradaban Islam- NM) bahwa mereka mendobrak jalan buntu Ilmu pengetahuan yunani itu, dengan merintis jalan ilmu pengetahuan baru. Menemukan konsep Nol, tanda Minus, bilangan-bilangan irasionaldan meletakan ilmu kimia baru.

Karena itu, tidak heran kemudian daerah-daerah yang dikuasai Islam lebih maju daripada perkembangan di Yunani sendiri, karena pada sejarahnya Yunani memang sudah tidak mengembangkan Filsafat dan Ilmu-ilmu lainya, bahkan berkesan budaya berfalsafah dan meneliti sudah mereka tinggalkan dan membiarkanya begitu saja. Maka di tengah penjelasan saya tadi bahwa isamlah yang sangat berperan menyelamtkan dan memperkenalkan para tokoh pemikir dan Subtansi pemikranya.

Memang dibanding di Yunani, Filsafat lebih berkembang diluar yunani seperti Mesir, Syria, Persia, India, dan Yudinshapur. Yang terkenal dengan pergerkan Helenisasi dengan paham Helenisasi. Dan disanalah kemudian Islam dengan corak Falsafahnya menjelma menjadi pemikran-pemikran yang falsafi dan memberikan banyak kontribusi dengan berbagai Ilmu pengetahuan, dan menjelma menjadi pemikran yang falsafi dan Qurâni untuk memperkuat prinsip-prinsip Agama Islam.

                                                                                                                               

Share this article :

0 komentar:

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Afif Amrullah - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Inspired by Sportapolis Shape5.com
Proudly powered by Blogger