bnrt

Perkembangan Fasisme dan Fin De Siecle

Selasa, 24 April 2012

PENDAHULUAN
Fasisme adalah sebuah gerakan politik penindasan yang pertama kali berkembang di Italia setelah tahun 1919 dan kemudian di berbagai negara di Eropa, sebagai reaksi atas perubahan sosial politik akibat Perang Dunia I. Nama fasisme berasal dari kata Latin ‘fasces’, artinya kumpulan tangkai yang diikatkan kepada sebuah kapak, yang melambangkan pemerintahan di Romawi kuno.
Istilah “fasisme” pertama kali digunakan di Italia oleh pemerintahan yang berkuasa tahun 1922-1924 pimpinan Benito Mussolini. Dan gambar tangkai-tangkai yang diikatkan pada kapak menjadi lambang partai fasis pertama. Setelah Italia, pemerintahan fasis kemudian berkuasa di Jerman dari 1933 hingga 1945, dan di Spanyol dari 1939 hingga 1975. Setelah Perang Dunia II, rezim-rezim diktatoris yang muncul di Amerika Selatan dan negara-negara belum berkembang lain umumnya digambarkan sebagai fasis.
Untuk memahami falsafah fasisme, kita dapat cermati deskripsi yang ditulis Mussolini untuk Ensiklopedi Italia pada tahun 1932:
Fasisme, semakin ia mempertimbangkan dan mengamati masa depan dan perkembangan kemanusiaan secara terpisah dari berbagai pertimbangan politis saat ini, semakin ia tidak mempercayai kemungkinan ataupun manfaat dari perdamaian yang abadi. Dengan begitu ia tak mengakui doktrin Pasifisme – yang lahir dari penolakan atas perjuangan dan suatu tindakan pengecut di hadapan pengorbanan. Peranglah satu-satunya yang akan membawa seluruh energi manusia ke tingkatnya yang tertinggi dan membubuhkan cap kebangsawanan kepada orang-orang yang berani menghadapinya. Semua percobaan lain adalah cadangan, yang tidak akan pernah benar-benar menempatkan manusia ke dalam posisi di mana mereka harus membuat keputusan besar–pilihan antara hidup atau mati (Kaum Fasis) memahami hidup sebagai tugas dan perjuangan dan penaklukan, tetapi di atas semua untuk orang lain–mereka yang bersama dan mereka yang jauh, yang sejaman, dan mereka yang akan datang setelahnya.1
Jelaslah sebagaimana ditekankan Mussolini, gagasan utama di balik fasisme adalah ide Darwinis mengenai konflik dan perang. Sebab, sebagaimana kita bahas dalam prakata, Darwinisme menegaskan bahwa “yang kuat bertahan hidup, yang lemah punah”, yang karenanya berpandangan bahwa manusia harus berada dalam perjuangan terus-menerus untuk dapat bertahan hidup. Karena dikembangkan dari gagasan ini, Fasisme membangkitkan kepercayaan bahwa suatu bangsa hanya dapat maju melalui perang, dan memandang perdamaian sebagai bagian yang memperlambat kemajuan.
Yang disampaikan di atas hanyalah uraian singkat mengenai struktur sosial dan politik fasisme. Namun, masalah sesungguhnya adalah dalam mengenali di mana gagasan fasisme lahir, bagaimana ia kemudian menyebar, berkuasa, dan mengendalikan semua bangsa. Ini sangat penting untuk dipahami, sebab meskipun orang berpikir bahwa fasisme telah dimusnahkan saat Perang Dunia II berakhir, fasisme masih mendongakkan wajahnya dalam beragam bentuk. Fasisme tidaklah semata sistem politik, melainkan juga mentalitas. Bahkan bila mentalitas ini tak lagi mengarah kepada pembentukan rezim politik, misalnya Nazi Jerman atau Mussolini di Italia, ia bagaimanapun terus menyebabkan penderitaan pada umat manusia di seluruh dunia.

Biografi Benito Mussolini
Benito Amilcare Andrea Mussolini (29 Juli 1883 – 28 April 1945) adalah seorang diktator Italia yang menganut Fasis. Ia adalah diktator Italia pada periode 1922-1943. Ia dipaksa mundur dari jabatan Perdana Menteri Italia pada 28 Juli 1943 setelah serangkaian kekalahan Italia di Afrika. Setelah ditangkap, ia diisolasi. Dua tahun kemudian, ia dieksekusi di Como, Italia utara. Mussolini mengakhiri sebuah dekade seperti di Jerman yang dilakukan diktator Adolf Hitler dengan Nazi-nya.
Mussolini lahir di Predappio, Forlì (Emilia-Romagna). Ayahnya Alessandro seorang pandai besi dan ibunya Rosa seorang guru sekolah. Seperti ayahnya, ia menjadi seorang sosialis berat. Tahun 1902 ia beremigrasi ke Swiss. Karena sulit mencari pekerjaan tetap, akhirnya ia pindah ke Italia. Pada 1908 ia bergabung dengan surat kabar Austria di kota Trento.            Keluar dari situ, ia jadi editor sebuah koran sosialis la Lotta di Class (Pertentangan Kelas). Di sini antusiasmenya pada Karl Heinrich Marx makin besar. Tahun 1910, ia menjabat sekretaris partai sosialis tingkat daerah di Forlì dan kepribadiannya berkembang menjadi antipatriot. Ketika Italia menyatakan perang dengan Kerajaan Ottoman tahun 1911, ia dipenjara karena propaganda perdamaiannya. Ini bertentangan dengan kinerjanya kemudian. Setelah ditunjuk jadi editor koran sosialis Avanti, ia pindah ke Milan, tempatnya membangun dirinya sebagai kekuatan berpangaruh atas para pemimpin buruh sosialis Italia. Ia percaya, para proletar bisa dibuhul dalam gerakan fascio. Agaknya inilah cikal bakal gerakan fasis, yang lahir di saat perekonomian Italia memburuk akibat perang, dan pengangguran merebak di mana-mana.
Pada Maret 1919, fasisme menjadi suatu gerakan politik ketika ia membentuk Kelompok untuk Bertempur yang dikenal sebagai baju hitam, yakni kumpulan penjahat, kriminal, dan preman yang bertindak sebagai tukang pukul para cukong. Penampilan mereka seram dan tiap hari terlibat perkelahian di jalan-jalan. Setelah gagal pada Pemilu 1919, ia mengembangkan paham kelompoknya, sehingga mulai mendapat pengaruh. Mereka, kaum fasis, menolak parlemen dan mengedepankan kekerasan fisik. Anarki pecah di mana-mana. Pemerintah liberal tak berdaya menghadapinya. Ia membawa “geng”nya, sejumlah besar kaum fasis yang bertampang sangar, untuk melakukan Berbaris ke Roma. Melihat rombongan preman berwajah angker memasuki Roma, Raja Victor Emmanuel III menciut jeri. Mussolini diundang ke istana lalu diberi posisi sang Pemimpin. Pada Oktober 1922, Raja memintanya membentuk pemerintahan baru. Jadilah Italia dikelola pemerintahan fasis.
Gebrakan pertamanya setelah memegang kekuasaan, adalah menyerang Ethiopia dengan merujuk pada pandangan rasis Charles Robert Darwin, “Ethiopia bangsa kelas rendah, karena termasuk kulit hitam. Jika diperintah oleh ras unggul seperti Italia, itu sudah merupakan akibat alamiah dari evolusi.” Bahkan ia bersikeras bahwa bangsa-bangsa berevolusi melalui peperangan. Sehingga jadilah Italia waktu itu bangsa yang ditakuti sepak terjangnya. Yang meresahkan, ketika ia menduduki Abbesinia tahun 1937, kontan dunia tersentak. Teman akrabnya di Eropa adalah Adolf Hitler, dan mereka membuat aliansi, yang menyeret Italia ke dalam Perang Dunia II di pihak Jerman pada 1940. Namun, pasukannya kalah di Yunani dan Afrika, dan Italia sendiri diserbu oleh pasukan Britania Raya dan Amerika Serikat pada 1943.

Biografi Adolf Hitler
Pendiri dan pemimpin Partai Nazi, Reich Chancellor dan membimbing semangat Reich Ketiga 1933-1945, Kepala Negara dan Panglima Tertinggi Angkatan Bersenjata, Adolf Hitler dilahirkan di Braunau am Inn, Austria, pada tanggal 20 April 1889. Putra seorang lima puluh dua tahun Austria pejabat pabean, Schickelgruber Alois Hitler, dan istri ketiganya, seorang gadis petani muda, Klara Poelzl, baik dari dusun yang lebih rendah Austria, Hitler muda yang marah, anak tidak puas. Moody, malas, temperamen yang tidak stabil, ia sangat memusuhi yang ketat, ayah otoriter dan sangat terikat dengan ramah, pekerja keras ibu, yang kematian dari kanker pada Desember 1908 adalah pukulan memekakkan remaja Hitler. Setelah menghabiskan empat tahun di Realschule di Linz, ia meninggalkan sekolah pada usia enam belas dengan bercita-cita menjadi seorang pelukis. Pada bulan Oktober 1907, provinsi, bocah kelas menengah meninggalkan rumah untuk Wina, di mana ia harus tetap memimpin sampai 1913 bohemia, keberadaan gelandangan. Sakit hati di Wina penolakan oleh Academy of Fine Arts, ia menghabiskan "lima tahun penderitaan dan kesedihan.
Yang ada dari tangan ke mulut pada pekerjaan dan kadang-kadang aneh yang menjajakan sketsa di kedai minuman rendah, Hitler muda kompensasi bagi frustrasi bujangan yang kesepian kehidupan di hostel laki-laki merana harangues politik di kafe-kafe murah kepada siapa pun yang mau mendengarkan dan terlibat dalam mimpi muluk Jerman yang Greater. Di Wina ia mendapatkan pendidikan pertamanya dalam politik dengan mempelajari teknik-teknik demagogic Kristen yang populer Walikota sosial, Karl Lueger, dan meraih stereotip, obsesif anti-Semitisme dengan brutal, kekerasan seksual dan kepedulian konotasi dengan "kemurnian darah "yang tetap bersamanya sampai akhir kariernya. Dari gila rasial defrocked teoretikus seperti biarawan, Lanz von Liebenfels, dan Austria Pan-pemimpin Jerman, Georg von Schoenerer, Hitler muda belajar untuk melihat dalam "Yahudi Abadi" simbol dan penyebab semua kekacauan, korupsi dan penghancuran dalam budaya , politik dan ekonomi. Pers, prostitusi, sifilis, kapitalisme, Marxisme, demokrasi dan pasifisme - semua itu begitu banyak cara yang "Yahudi" dieksploitasi dalam konspirasi untuk merusak bangsa Jerman dan kemurnian ras Arya kreatif.
April 29, 1945, ia menikah gundiknya Eva Braun dan mendiktekan wasiat politik terakhir hidupnya, menyimpulkan dengan monoton yang sama, obsesif fiksasi yang telah menuntun kariernya dari awal: "Di atas semua biaya saya para pemimpin bangsa dan mereka yang di bawah mereka untuk cermat pelaksanaan hukum ras dan tanpa ampun oposisi terhadap peracun universal dari semua bangsa, Yahudi internasional. Hari berikutnya Hitler bunuh diri, menembak dirinya sendiri melalui mulut dengan pistol. Tubuhnya dibawa ke kebun kedutaan oleh ajudan, ditutupi dengan bensin dan dibakar bersama dengan Eva Braun. Akhir ini, tindakan mengerikan diri dengan tepat melambangkan kehancuran karir seorang pemimpin politik yang utama adalah warisan ke Eropa kehancuran dari peradaban dan pengorbanan yang tidak masuk akal kehidupan manusia demi kekuasaan dan komitmen-Nya sendiri kepada binatang omong kosong Nasional Mitologi perlombaan sosialis. Dengan kematian-Nya tidak ada yang tersisa dari "Greater Jermanik Reich," kekuasaan tirani struktur dan sistem ideologis yang telah menghancurkan Eropa selama dua belas tahun masa pemerintahan totaliter.

Perkembangan Fasisme dan Fin De Siecle
Fasisme sering kali dihubungkan dengan Darwinisme. Hal ini memang karena keterkaitan kuat antara fasisme dan ideologi Darwin. Darwin mengemukakan bahwa perjuangan untuk bertahan hidup yang mematikan, terjadi di alam ini. Ia menyatakan bahwa prinsip ini berlaku baik pada masyarakat maupun individu. Prinsip ini adalah suatu perjuangan sampai mati, dan sangat wajar bila ras-ras yang berbeda berusaha untuk saling melenyapkan demi kepentingan masing-masing. Keterkaitan fasisme dengan Darwin ini bukan tidak beralasan. Bukan hanya sekedar kesamaan ideologi saja, namun keterpengaruhan fasisme dengan ideologi Darwin itu sangat jelas dalam sejarah. Hal ini bisa kita lacak dari bagaimana perkembangan sosial dan pemikiran di Eropa pada akhir abad ke-18 dan pada abad ke-19. Abad ke-19 sering kali disebut dengan revolusi industri kedua. Pada masa ini terjadi ekspansi dan inovasi besar-besaran dalam dunia industri. Teknologi komunikasi dan transportasi sudah mulai modern. Namun pada masa ini pula, budaya-budaya dan bangunan spiritual semakin parah, bahkan kacau dan ditumbangkan. Seperti yang digambarkan oleh Stanley dalam bukunya A History of Fascism 1914-45, “while the cultural and spiritual foundations of the nineteenth century worldview were severely challenged and increasingly subverted”.
Masa perubahan sosial dan kemajuan teknologi ini yang sering kali diistilahkan dengan fin de siecle. Ketika itu, kepentingan dan kebutuhan sosial masyarakat sudah dihubungkan dengan konsumsi komersil dan produksi industri. Namun perubahan tersebut tidak terjadi pada tataran sosial masyarakat saja, melainkan juga terjadi dalam ranah pemikiran. Bahkan pemikiran di masa ini telah mengalami invasi yang sangat radikal. Pada abad ini, liberalisme politik dan materialisme menjadi sangat dominan. Salah satu pemikir yang terkenal dan sangat berpengaruh di masa fin de siecle ini adalah filsuf Jerman Friedrich Nietzsche yang terkenal sebagai ‘pembunuh Tuhan’. Friedrich Nietzsche adalah salah satu pemikir Jerman yang sangat berpengaruh terhadap pemikiran Barat. Bahkan pengaruh Nietzsche tidak hanya terhadap para penulis dan kalangan intelektual saja, melainkan juga sampai kepada tataran sosial dan politik. Hinton Thomas dalam bukunya yang berjudul Nietzsche in German Politics and Society 1890-1918, menggambarkan ketenaran Nietzsche pada waktu itu sebagai berikut:
“From around 1890 Nietzsche became for the first time a figure of major general importance. This applied not merely to writers and intellectuals. It included also people directly and predominantly involved in social and political activities. Pengaruh Nietzsche tersebut juga ada pada ideologi fasis. Bahkan sebenarnya Mussolini dan Hitler bukanlah orang yang menciptakan ideologi fasis. Fasisme juga bukan ideologi yang baru terbentuk di abad ke-20 di Italia dan Jerman saja. Ide-ide tentang fasis ini sudah muncul sejak abad ke-19 melalui berbagai macam tulisan para ahli politik dan para filsuf sains dari Prancis, Austria, Jerman dan Italia, termasuk oleh pemikirannya Nietzsche. Pemikiran-pemikiran Nietzsche ternyata tidak jauh berbeda dengan pemikiran Darwin. Banyak bukti yang menjelaskan alur pemikiran Nietzsche yang sama dengan Darwinisme. Salah satunya adalah ide Nietzsche yang mendukung perang sebagai jalan untuk mempertahankan kehormatan. Dalam bukunya yang sangat terkenal, Thus Spake Zarathustra, Nietzsche menulis: “Of all that is written, I love only what a person hath written with his blood. Write with blood, and thou wilt find that blood is spirit.” Artinya, “Dari semua yang tertulis, aku hanya menyukai yang telah ditulis manusia dengan darahnya. Tulislah dengan darah, dan kau akan merasakan bahwa darah adalah roh.
Darwinis Daniel C,. Dennett dalam bukunya Darwin's Dangerous Idea telah banyak menjelaskan keterpengaruhan Nietzsche terhadap Darwin. Bahkan ia mengatakan bahwa, jika Nietzsche sering disebut sebagai bapak eksistensialisme, maka Darwin pantas disebut sebagai kakeknya. Karena pemikirannya itu, bahkan Nietzsche sering kali disebut sebagai salah seorang penyebab terjadinya Perang Dunia Pertama. Banyak buku dan artikel yang menyebutkan Nietzsche sebagai biang keladi dan penghasut perang. Hinton Thomas juga menyebutkan: “During the First World War, Nietzsche had often been regarded, particularly in England, as having helped to cause it.” Namun meski demikian, ternyata Nazi justru mengidolakan Nietzsche.
Dalam bukunya The Anti-Christ, Nietzsche menulis, “What is good? Whatever augments the feeling of power, the will to power, power itself, in man. What is evil? Whatever springs from weakness…Not contentment, but more power; not peace at any price, but war; not virtue, but efficiency”.
Bisa kita lihat, pemikiran Nietzsche ini tidak ada bedanya dengan ungkapan Hitler ketika Nazi Jerman kalah dalam Perang Dunia II, seperti yang dikutip sebelumnya. Ini juga merupakan bukti keterpengaruhan kuat Hitler dengan Nietzsche.
Dottrina del Fascismo: Sakralisasi Fasisme
Fasisme di Italia dapat berkembang subur pasca-Perang Dunia I. Perang ini menyebabkan terjadinya krisis ekonomi dan sosial yang mendalam bagi masyarakat Italia. Sekitar 650.000 orang Italia tewas, dan ratusan ribu lainnya cacat. Angka pengangguran ketika itu juga tinggi. Banyak hal yang dirugikan oleh Italia akibat Perang Dunia I itu. Akibat Perang Dunia I itulah, akhirnya tumbuh di masyarakat perasaan ingin membangun citra yang agung dan dihormati di mata dunia internasional. Italia ingin bernostalgia dengan kedigdayaan Kekaisaran Romawi dulu. Ia ingin mengulangi kedigdayaan Romawi zaman dulu di zaman modern. Mussolini juga dikatakan ingin mengikuti jejak Kaisar Augustus, pendiri Kekaisaran Romawi. Italia adalah Mussolini, dan Mussolini adalah Italia.
Stanley juga menggambarkan politik luar negeri Mussolini sebagai berikut: “Mussolini had no specific grand desaign in foreign policy other than to increase Italy's prestige and build a larger empire, a "modern Rome," probably outside Europe proper.”
Melalui National Fascist Party, Mussolini begitu cepat mengambil kekuasaan di Italia. Partai ini menguasai Italia dari tahun 1922 dengan sistem diktator dan sistem totaliter. Selanjutnya untuk memperkuat kekuasaannya dan menanamkan ideologi fasis kepada masyarakat Italia, Mussolini memulainya kepada anak-anak sejak usia yang sangat dini sekali. Sejak usia sekitar 4 tahunan, anak-anak di Italia sudah dididik ideologi fasis. Kharismatik Mussolini, baik di mata pengikutnya maupun di mata musuh-musuhnya, merupakan sosok yang tidak bisa didebat, karena ia dianggap tidak pernah salah. Ia bukan hanya seorang diktator saja, melainkan juga sosok yang dituhankan oleh pengikutnya.
Rezim fasis ini semakin menjadi-jadi. Bahkan ia telah menjadi sesuatu yang disakralkan. Fasis sudah dianggap seperti agama yang memberikan petunjuk kehidupan. Pada tahun 1932, Mussolini mendeklarasikan Dottrina del Fascismo: "Fascism ia a religious conception of life, and Fascists formed a spiritual community. Selanjutnya pada tahun 1934, Mussolini mengumumkan bahwa negara terlepas dari agama. Agama adalah institusi yang independen. Bahkan Mussolini ingin merumuskan agama baru yang sesuai dengan fasis. Mussolini mendeklarasikan: "In the Fascist concept of the totalitarian state, religion is absolutely free and, in its own sphere, independent. The crazy idea of founding a new religion of the state or of subordinating to the state the religion professed by all Italians has never entered our minds.”
Apa yang dilakukan oleh Mussolini di Italia, ternyata tidak jauh berbeda dengan yang dilakukan oleh Hitler di Jerman. Kebencian Nazi terhadap agama sudah merupakan hal yang umum di Jerman. Salah satunya adalah akibat keterpengaruhan kuat Hitler terhadap pemikiran Nietzsche yang menulis buku The Anti-Christ. Kebencian Nietzsche terhadap agama dapat kita lihat dalam bukunya The Anti-Christ ini. Nietzsche menulis:
Christianity has taken the part of all the weak, the low, the botched; it has made an ideal out of antagonism to all the self-preservative instincts of sound life; it has corrupted even the faculties of those natures that are intellectually most vigorous, by representing the highest intellectual values as sinful, as misleading, as full of temptation. The most lamentable example: the corruption of Pascal, who believed that his intellect had been destroyed by original sin, whereas it was actually destroyed by Christianity.
Demikian juga dengan Hitler, ia menyimpulkan pandangan-pandangannya tentang agama kepada para stafnya sebagai berikut: “Kamu tahu, kita kurang beruntung karena memiliki agama yang keliru. Mengapa kita tidak memiliki agama seperti dipunyai bangsa Jepang, yang memandang pengorbanan bagi tanah air sebagai kebajikan tertinggi? Namun meski ia memiliki kebencian terhadap agama Kristen, Hitler tidak lantas memberangusnya begitu saja. Akan tetapi ia memanfaatkan institusi gereja untuk mendukung gerakan Partai Nazi miliknya. Ia berusaha mengambil hati rakyat Jerman melalui gereja. Norman H. Baynes menuliskan dalam bukunya: “The goal was a German national Chruch free from Rome. "Hitler had said that he had no desire to made the slightest attempt to touch the innermost core at the evangelical church”. Saat ini, meski wujud nyata ideologi ini dalam bentuk sebuah sistem politik sudah tidak ada lagi, namun bayang-bayangnya akan terus menghantui kita. Ini disebabkan karena fasisme bukan hanya sebuah ideologi politik, melainkan di dalamnya juga mengandung mentalitas.
Kritik Dan Bahaya Fasisme
Fasisme sesungguhnya telah gagal menunjukkan dirinya sebagai ‘ideologi’ politik. Sebagai pendatang baru di awal kemunculannya, fasisme tidak bisa merumuskan konsep yang diperlukan untuk mengurus sebuah negara. Hitler dan Mussolini, selama kepemimpinannya justru mempertontonkan kesewenangan dan kebrutalan yang beragam. Walaupun fasisme tidak hanya ditujukan pada gerakan yang dipimpin kedua tokoh ini, tetapi setidaknya kedua aktor inilah yang mendapat sorotan paling banyak ketika membahas tema-tema fasisme. Dan besar kemungkinan jika gerakan fasisme di negara lain sangat dipengaruhi oleh kedua tokoh ini.
Fasisme sangat menekankan “gaya” dan propaganda yang berlebihan dari pada sebuah konsep fundamental yang diperlukan untuk menjadi basis argumentasi doktrin politik mereka. Sehingga doktrin politik mereka tidak bertahan lama dan begitu cepat menemui ajalnya. Kepemimpinan yang kharismatis tanpa ideologi yang kuat juga menjadi problem gerakan fasisme. Kekuatan gerakan hanya bertumpu pada satu orang yaitu pemimpin yang memiliki kekuatan persuasi massa yang hebat. Ketika pemimpin ini tidak ada, maka lenyaplah kekuatan gerakan. Seperti yang terjadi pada Nazi sepeninggal Hitler, gerakan ini pada akhirnya bubar tanpa bisa melestarikan lagi pengaruhnya.
Nasionalisme telah menjadi paham yang mengakar kuat dalam gerakan fasisme. Ikatan yang didasarkan pada paham kebangsaan semacam ini adalah ikatan yang sangat lemah. Sifatnya temporal dan hanya muncul jika ada ancaman yang datang. Jika dalam keadaan normal, ikatan ini tidaklah muncul. Nasionalisme juga merupakan ikatan yang sifatnya emosional dan muncul secara spontan. Ikatan ini cenderung berubah-ubah, sehingga tidak layak dijadikan ikatan yang permanen dan kuat. Sangat berbahaya jika doktrin fasisme menjangkiti kaum Muslim. Baik dengan mengambil sebagian doktrinnya atau keseluruhannya. Umat Islam telah memiliki ikatan yang lebih kuat, yakni ikatan iman yang akan langgeng sepanjang masa. Perlu entitas politik yang global –bukan nation state- untuk mewujudkan ikatan ini. Yang menjamin hak-hak umat Islam terpenuhi secara adil.
Gerakan-gerakan Islam yang berkembang di Timur mengupayakan re-unite wilayah-wilayah umat Islam yang terpencar dalam bentuk nation state. Gerakan Islam yang dianggap fundamentalis yang berbahaya bagi Barat justru memiliki ideologi yang lebih kuat ketimbang ideologi yang berkembang di Barat. Islam sebagai agama dan ideologi telah mampu merumuskan seluruh konsep yang diperlukan untuk mengatur negara di saat fasisme gagal tampil sebagai ideologi alternatif. Secara historis telah dibuktikan dengan nyata ketika Khilafah sebagai entitas politik tampil menguasai banyak wilayah selama 1300 tahun dengan ideologi Islam yang khas, unik, dan kuat.
Adalah suatu bentuk kebodohan intelektual jika mengambil fasisme ataupun ideologi politik lainnya sebagai “jalan ketiga” di saat “kiri” dan “kanan” gagal menyejahterakan umat manusia. Bagi umat Islam, tentu mengambil Ideologi Islam sebagai doktrin politik dan dasar negara adalah pilihan yang lebih baik dari pada berkubang dalam doktrin politik yang sinkretis ala fasisme atau ideologi lain yang tak lebih baik dari fasisme. Sudah saatnya mengambil Islam sebagai The Third Way di tengah-tengah kegagalan Kapitalisme global. Dan mengupayakan perubahan yang radikal dengan jalan revolusi Islam.

PENUTUP
            Kedua tokoh ini sama - sama memiliki ciri khasnya masin - masing dalam hal memimimpin tetapi ada juga kesamaan dari mereka yaitu mereka berdua sangat mencintai negara dan rakyatnya masing – masing tetapi mereka berdua tidak sungkan untuk berlaku kejam terhadap rakyatnya yang lemah karna dalm ajaran fasisme tidak ada mengenal yang namanya kaum – kaum yang lemah yang ada hanya kaum – kaum yang kuat saja dan hal tersebutlah yang membuat perang dunia pertama dan kedua akan selalu dikenang  sebagai perang yang terdasyat di muka bumi dengan merenggut nyawa manusia dari seluruh dunia yang ikut ambil alih dalam perang tersebut yang merenggut kurang lebih 50.000.000 nyawa manusia melayang, dan berikut data PD II sebagai berikut:
  • 1.      Uni soviet                    : 23.200.000
  • 2.      Cina                             : 10.000.000
  • 3.      Jerman                         : 7.500.000
  • 4.      Polandia                      : 5.600.000
  • 5.      Indonesia                    : 4.000.000
  • 6.      Jepang                         : 2.600.000
  • 7.      India                            : 1.500.000
  • 8.      Yogoslavia                  : 1.027.000
  • 9.      Perancis indochhina    : 1.000.000
  • 10.  Rumania                      : 841.000
  • 11.  DLL


DAFTAR PUSTAKA
  • Ø  Harun Yahya, Menyikap Tabir Fasisme
  • Ø  William G. Carr, Yahudi Menggenggam Dunia
  • Ø  Paul Crook, Darwinism “ War And History
  • Ø  Friedrich Nietzsche, THE ANTI CHRIST
  • Ø  http//www.darwintpaper.com























Share this article :
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Afif Amrullah - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Inspired by Sportapolis Shape5.com
Proudly powered by Blogger